BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Keterampilan Proses Beserta Contoh Tugas Anak
a.
Konsep
dasar Pendekatan Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan kemampuan siswa untuk
mengelola (memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang
memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati, menggolongkan,
menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan
hasil perolehan tersebut” (Azhar, 1993: 7)
Sedangkan “menurut
Conny (1990 : 23) pendekatan keterampilan proses adalah pengembangan
sistem belajar yang mengefektifkan siswa dengan cara mengembangkan keterampilan
memproses perolehan pengetahuan sehingga peserta didik akan menemukan,
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang
dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus”.
Berdasarkan uraiaan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar berupa mental fisik, dan sosial untuk menemukan fakta dan konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa sehingga mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik.
Berdasarkan uraiaan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar berupa mental fisik, dan sosial untuk menemukan fakta dan konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa sehingga mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik.
Dimiyati (2002: 138)
mengatakan bahwa pendekatan keterampilan proses dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa adalah:
- Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada pengertian yang tepat tentang hakekat ilmu pengetahuan siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan
- Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan.
- Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.
Dari pembahasan tentang
pengertian keterampilan proses (PKP)
dapat
diartikan bahwa pendekatan keterampilan proses dalam penerapannya secara langsung
memberikan kesempatan siswa untuk secara nyata bertindak sebagai seorang ilmuan
karena penerapan pendekatan keterampilan proses menekankan dalam memperoleh
ilmu pengetahuan siswa hendaknya menanamkan sikap dan
nilai sebagai seorang
ilmuan.
b.
Alasan Perlunya pendekatan keterampilan proses
Menurut Dimiyati, pendekatan
keterampilan proses (PKP) perlu diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:
- Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi
- Pengalaman intelektual emosional dan fisik dibutuhkan agar didapatkan agar hasil belajar yang optimal
- Penerapan sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ini. (Dimiyati, 2002: 137)
Sedangkan Conny (1990 :
14). mengatakan bahwa ada beberapa alasan yang melandasi perlu diterapkan
pendekatan keterampila proses (PKP) dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:
- Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa.
- Para ahli psikologi umumnya berpendapat bahwa anak-anak muda memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh kongkrit.
- Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat relatif benar seratus persen penemuannya bersifat relatif
- Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak dilepaskand ari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.
c. Pola
Pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP)
Menurut (Azhar, 1993) dalam melaksanakan pendekatan keterampilan proses perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Menurut (Azhar, 1993) dalam melaksanakan pendekatan keterampilan proses perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Harus sesuai dan selalu berpedoman pada tujuan kurikuler, serta pembelajaran yang berupa TPU dan TPK.
- Harus berpegang pada dasar pemikiran bahwa semua siswa mempunyai kemampuan (potensi) sesuai dengan kudratnya.
- Harus memberi kesempatan, penghargaan dan movitasi kepada peserta didik untuk berpendapat, berfikir dan mengungkapkan perasaan dan pikiran.
- Siswa pembinaan harus berdasarkan pengalaman belajar siswa.
- Perlu mengupayakan agar pembina mengarah pada kemampuan siswa untuk mengola hasil temuannya.
- Harus berpegang pada prinsip "Tut Wuri Handayani". Memperhatikan azas-azas tersebut, nampaknya yang menjadi titik perkenannya adalah siswa itu adalah siswa itu sendiri sebagai subyek didik dan juga guru dalam melaksanakan pendekatan keterampilan proses benar-benar memperkirakan perbedaan masing-masing siswa.
A.
Bentuk-bentuk
Pengajaran Kemampuan Proses
Ada 2
model pendekatan pengajaran yang dikembangkan untuk tujuan kemampuan proses,
yaitu:
1.
Pengajaran ilmu-ilmu sosial dengan inquiri
a. Pengertian
Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis,
kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri.
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari
dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa
dalam pembelajaran
ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran
inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Pembelajaran ini sering juga
dinamakan pembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani,
yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan:.
Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan
kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi
siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-terbuka dan
permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus pada hipotesis yang
perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di
dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta,
sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.
b. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri memiliki
beberapa ciri, di antaranya:
Pertama,
pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan
sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi
mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua,
seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada
pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber
belajar, tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan motivator
belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya
jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik
bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Guru dalam
mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai peranan sebagai konselor,
konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan
merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.
Ketiga,
tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran pembelajaran
inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia
yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan
berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri mengacu pada
prinsip-prinsip berikut ini:
- Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
- Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
- Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.
- Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
- Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
d. Keunggulan dan Kelemahan
Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran
yang banyak dianjurkan, karena memiliki beberapa keunggulan, di
antaranya:
- Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
- Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
- Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
- Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran
ini juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
- Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
- Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
- Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
- Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan
2.
Pengajaran ilmu-ilmu sosial dengan
pemecahan masalah (problem solving)
a.
Pengertian Problem solving
Pembelajaran pemecahan
masalah (problem solving) adalah kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih
siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan
maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya
adalah pemecahan masalah.
Belajar pemecahan
masalah terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk
menjawab suatu pertanyaan, misalnya: mengapa harga bahan bakar minyak naik,
mengapa minat masuk perguruan tinggi menurun. Proses pemecahan masalah selalu bersegi jamak dan satu
sama lain saling berkaitan.
Urutan jenis-jenis belajar tersebut merupakan tahapan belajar yang bersifat
hierarkis. Jenis belajar yang pertama merupakan prasyarat bagi berlangsungnya
jenis belajar berikut. Seorang individu tidak akan mampu melakukan belajar
pemecahan masalah apabila individu tersebut belum menguasai belajar aturan,
konsep, membedakan, dan seterusnya. Berhasil
tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah seperti apa yang dikemukakan
oleh Hudojo (2003:155), yaitu sebagai berikut.
1)
Siswa
menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan
akhirnya meneliti kembali hasilnya.
2)
Kepuasan
intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.
3)
Potensi
intelektual siswa meningkat.
4)
Siswa
belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.
b.
Ciri-ciri Problem Solving
Terdapat
tiga ciri utama dari problem solving, yaitu :
1. Metode
problem solving merupakan rangkaian aktivitas pembelajaranArtinya dalam
implementasi problem solving ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa.
2. Aktivitas
pembelajaran diarahkan untuk
menyelesaikan masalah.metode ini menempatkanmasalah
sebagai kunci dari proses pembelajaran.
3. Pemecahan
masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah
c.
Keunggulan
dan Kelemahan Problem Solving
Metode Problem Soving mempunyai keunggulan dan kelemahan sebagai berikut:
1.
Keunggulan
Metode Problem Solving
a. Metode
ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya dengan dunia kerja.
makasih teh ayu :)
BalasHapus